Saat membuka sidang kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, jelang akhir Maret 2023, Presiden Jokowi mengutarakan kekesalannya soal gaya hidup hedon dan kegemaran pamer kekayaan yang dilakukan para pejabat negara. Dalam pidato lima menitnya, Jokowi menghabiskan empat menit untuk menyinggung hal itu seraya menekankan bahwa inti dari reformasi birokrasi adalah rakyat terlayani dengan baik secara efektif dan akuntabel.
Jokowi juga mengatakan, ia sudah membaca laporan soal kasus dua orang pejabat Kemenkeu yang disorot publik karena kekayaannya, yakni Kepala Bea Cukai Makassar Andhi Darmono dan pejabat Ditjen Pajak Rafael Alun Trisambodo. Kasus keduanya muncul dalam waktu berdekatan. Mereka kini sudah ditahan dan dipecat.
Saat itu di hadapan para menterinya, Jokowi yang berbicara di podium menunjukkan ekspresi marah dengan mengerutkan jidat dan sesekali mengulum bibir. Menurut Jokowi, rakyat pantas kecewa dengan kelakuan pamer harta para pejabat negara. Oleh sebab itu ia mengingatkan mereka untuk peka terhadap situasi. Ia juga meminta para menterinya aktif memberi pemahaman kepada bawahan soal apa saja yang boleh dan tidak boleh diperbuat seorang pejabat.
Keresahan Jokowi soal gaya hidup mewah pejabat juga ia sampaikan saat memberikan pengarahan kepada perwira tinggi Mabes Polri, Kapolda, dan Kapolres se-Indonesia yang digelar tertutup di Istana Negara, 14 Oktober 2022. Ia menyoroti pemakaian barang mewah seperti mobil dan moge yang digunakan untuk “gagah-gagahan”.
“Kembali lagi, gaya hidup. Urusan kecil-kecil tetapi itu bisa mengganggu kepercayaan terhadap Polri. Urusan mobil, urusan motor gede, urusan yang remeh-temeh saja—sepatunya apa, bajunya apa, dilihat masyarakat sekarang ini,” kata Jokowi saat itu.
Jokowi yang lahir dari keluarga sederhana (sang ayah, almarhum Notomiharjo, merupakan tukang kayu di Solo) setidaknya sudah dua kali mengingatkan dan menegur jajarannya untuk menunjukkan kesederhanaan dalam berpenampilan. Kesederhanaan ini pula yang menjadi andalan Jokowi dalam kampanye menuju kursi Gubernur DKI Jakarta hingga Presiden dua periode.
Kesederhanaan Jokowi bahkan dipampang dalam baliho saat kampanye Pilpres 2014 dengan tagline “Jokowi: Jujur, Merakyat, Sederhana.”
Citra sederhana tersebut menjadi salah satu hal yang mencuri perhatian publik hingga akhirnya mengantarkan Jokowi ke kursi kekuasaan. Pada periode pertamanya memerintah, Jokowi berupaya membuktikan bahwa kesederhanaan yang ia junjung bukan gimik belaka.
Saat menghadiri wisuda putra bungsunya, Kaesang Pangarep, di Singapura pada 21 November 2014, misalnya, Jokowi dan Iriana naik pesawat Garuda kelas ekonomi. Kala itu Jokowi berkata, ia naik pesawat komersil kelas ekonomi alih-alih pesawat kepresidenan lantaran kepergiannya untuk urusan pribadi.
Itu sebabnya, lanjut Jokowi, ia tak menggunakan fasilitas negara meski beberapa paspampres tetap mendampingi demi pengamanan. Jokowi juga berkata, ia lebih menyukai naik pesawat ekonomi agar bisa menyapa rakyat secara langsung.
Semasa bersekolah di Anglo-Chinese School Singapura, Kaesang yang saat itu masih berusia 19 tahun juga tidak pernah berkata bahwa ia anak Presiden. Guru Fisika Kaesang, Ho Wee Kwong, mengatakan Kaesang selalu rendah hati soal keluarganya.
Pada 2022, saat Ramadan, seorang warganet juga sempat bercerita di medsos bahwa ia bertemu Kaesang di pesawat Air Asia dari Kuala Lumpur menuju Jakarta. Menurutnya, Kaesang terbang tanpa pengawalan dan berbuka puasa seadanya.